Item terkait berdasarkan kata kunci pencarian Anda akan dicantumkan di sini.

Beranda>For Employer > Perlukah Rekruter Bertransformasi Menjadi Marketer?
For Employer

Perlukah Rekruter Bertransformasi Menjadi Marketer?

Karina

Januari 02 • 10 menit membaca

perlukah-rekruter-bertransformasi-menjadi-marketer

Saat ini talent war sudah berada diluar kendali pemberi kerja, namun berada di tangan para kandidat itu sendiri, khususnya di era disrupsi saat ini. Era ini melahirkan model bisnis baru dan tentunya meningkatkan permintaan akan keterampilan tertentu yang sebagian besar, mencakup kebutuhan pekerja dengan skill kompetensi STEM (science, technology, engineering and mathematics).

Perkembangan teknologi informasi terhadap keterbukaan akses informasi berdampak pada pola dan perilaku para pekerja. Berdasarkan Linkedin, 87% kandidat baik aktif maupun pasif reseptif untuk kesempatan kerja yang baru. Melalui data tersebut dapat ditafsirkan bahwa hanya sekitar 13% karyawan yang benar-benar memiliki keterikatan dengan pekerjaannya sekarang.

Kondisi tersebut menjadi tidak berimbang antara kebutuhan akan kompetensi dan jumlah kandidat yang sesuai. Rendahnya tingkat engagement membuat posisi tawar para kandidat lebih diatas yang dikarenakan oleh tingkat pilihan atas kandidat di pasar semakin terbuka lebar dan menjadi jauh lebih besar dibanding dengan peluang perusahaan memilih kandidat.

Proses mendapatkan kandidat yang tepat dan meyakinkan mereka untuk melamar saat ini bukan sesuatu yang sederhana untuk dilakukan. Tantangan masa depan dalam dunia perekrutan terletak pada strategi memasarkan peluang karir, kesempatan pengembangan diri, dan juga citra perusahaan yang dibutuhkan calon kandidat yang ditargetkan oleh sebuah perusahaan. Tantangan ini membutuhkan strategi inovatif dalam membangun employer brand, menyajikannya kepada audiens yang tepat, dan membuahkan hasil yakni mendapat kandidat berkualitas sesuai kebutuhan.

Fokusnya telah beralih ke menciptakan hubungan dengan para kandidat dan untuk melakukan ini, recruiter kini memiliki fungsi yang sama sebagai marketer untuk mendapatkan kepercayaan dan menginspirasi kandidat untuk memilih perusahaan Anda daripada perusahaan pesaing.

Kenapa Recruitment Perlu Marketing?     

Sudah bukan menjadi hal yang baru lagi bahwa dengan segala konektivitas dan teknologi yang ada pada era ini, media sosial menjadi sumber dimana banyak orang memperoleh berbagai informasi. Tak terkecuali, informasi mengenai suatu perusahaan yang nyata memiliki implikasi mendalam pada cara pandang kandidat atas perusahaan tersebut sehingga mempengaruhi probabilitas minat melamar mereka. Keputusan mereka didasarkan pada review tentang perusahaan yang tercantum di job boards, obrolan dari mulut ke mulut antar teman, dan juga rumor yang beredar di media sosial.

Salah satu cara yang efektif untuk menarik perhatian mereka adalah dengan mempromosikan employer brand Anda di media sosial. Cara ini sebenarnya sangat mirip dengan cara marketer menarik dan mengonversi klien potensial dalam menemukan cara untuk tampil “menonjol” dari pesaing mereka demi menarik talenta terbaik.

Kenapa Recruiter Perlu Mempunyai Kompetensi Marketer?

perlukah-rekruter-bertransformasi-menjadi-marketer

Pasar tenaga kerja sudah berubah beberapa tahun terakhir ini. Tentu saja hal ini harus diimbangi perubahan metode pendekatan para praktisi rekrutmen.

Perekrut modern perlu mulai berpikir layaknya marketer yang menganggap kandidat layaknya pelanggan. Ini melibatkan membangun awareness, trust, dan engagement dalam brand perusahaan Anda yang ditargetkan ke kumpulan talenta tertentu, yang umumnya bersikap pasif dalam mencari pekerjaan baru.

Berbicara soal rekruter secara personal, rekruter  yang mempunyai kompetensi layaknya seorang marketer dan terbukti lebih unggul dalam membangun employer brand perusahaannya, sehingga meningkatkan tak hanya citra positif perusahaan namun juga minat para kandidat potensial terhadap perusahaan tersebut.

Kedepannya, rekruter wajib mempunyai kemampuan komunikasi yang baik, dengan kemampuan storytelling yang menarik, dan yang lebih hebat lagi mempunyai kemampuan menginisiasi konsep serta mewujudkan visual storyteller akan mempunyai competitive value yang lebih menjual dibanding kolega sesama recruiter yang tidak membangun kekuatan (kompetensi) layaknya seorang marketer.

Langkah Sederhana Rekrutmen Marketing

Berikut adalah siklus yang dapat Anda lakukan untuk mendorong hasil yang lebih baik dengan berpikir seperti seorang pemasar:

perlukah-rekruter-bertransformasi-menjadi-marketer

Membangun awareness harus dimulai dari internal organisasi dengan membentuk employee value proposition di sekitar karyawan Anda, maka Anda telah membentuk aspek dasar dari employer brand yang kuat untuk talent acquisition yang tidak hanya menarik namun juga mampu me-retain talent yang ada.

Tindakan berikutnya adalah menyampaikan nilai-nilai itu secara akurat pada audiens atau kandidat potensial Anda untuk membangun brand image perusahaan yang positif di ingatan kandidat yang mana pada akhirnya reputasi sebagai perusahaan pilihan menempel di benak kandidat.

Awareness dan reputation harus dibangun bersamaan, karena marketer terbaik merupakan karyawan Anda sendiri yang akan mengadvokasikan citra positif perusahaan Anda hingga  menghasilkan referral. Hal lainnya yang penting untuk diperhatikan adalah untuk tidak menyepelekan aspirasi karyawan perusahaan, baik yang masih bekerja dan juga yang telah mengakhiri masa kerjanya. Sesungguhnya mereka adalah brand ambassador yang bersifat sukarela yang mana baik – buruknya aspirasi atau pendapat mereka terhadap perusahaan diceritakan akan cenderung lebih dipercaya dibanding “citra” online yang sengaja dibangun perusahaan.

Langkah sederhana namun seringkali sangat diabaikan oleh perusahaan tidak membuat career page yang menarik dan mudah digunakan, tidak serius dalam membangun kanal media sosial perusahaan baik secara konsep, konten, maupun engagement-nya.  Tanpa disadari, hal ini merupakan titik sentuh utama yang akan diduduki setiap kandidat ketika mempertimbangkan untuk melamar di perusahaan Anda.

Libatkan staf Anda untuk memasarkan  brand perusahaan dengan memasukkan mereka dalam content employer branding. Cara ini secara tidak langsung akan memberdayakan mereka untuk menjadi brand ambassador  bagi brand perusahaan Anda.

Hal lainnya yang tak kalah penting yang perlu dibangun adalah proses komunikasi antara rekruter dengan audiens di kanal media sosial dengan menjawab pertanyaan dan komentar yang masuk, akan lebih baik menyediakan kontak langsung yang bisa dihubungi sebagai sarana komunikasi yang mudah terkait lowongan pekerjaan dan proses interview. Hal ini juga tentunya akan memberikan dampak yang baik dalam menciptakan pengalaman rekrutmen yang positif

Setelah brand perusahaan Anda dikenal dan telah memunculkan daya tarik top talent untuk mengambil tindakan dan melamar, maka tugas recruiter adalah memastikan bahwa proses dari aplikasi masuk, mulai dari arrangement, interview, offering sampai onboarding berjalan mulus.

Perlu menjadi catatan seorang rekruter adalah membuat proses recruitment yang sederhana, mudah, dan transparan bagi kandidat, karena tingkat pelepasan yang paling tinggi ada pada tahapan ini.

Modern Recruitment Marketer

Teknologi saat ini dapat membantu kita lebih mudah melakukan employer branding, menyaring kandidat, memberikan peringkat dari sekian banyak aplikasi yang masuk. Namun solusi ini tidak otomatis membuat rekruter mendapatkan talenta yang tepat sesuai harapan. Jelas ada bagian yang hilang dari puzzle ini, dan bagian itu adalah marketing.

Kunci strategi talent marketing adalah memastikan tim rekruter menceritakan kisah yang berasal dari karyawan Anda saat ini, tentang strategi Anda dan tujuan perusahaan. Ini bisa terlihat sangat luar biasa karena ada begitu banyak saluran dalam digital saja yang dapat digunakan dan bagaimana memahami audiens yang Anda coba tarik kemudian melibatkan mereka dalam lingkaran minat mereka.

Dalam dunia marketing, it is all about them not about you.

perlukah-rekruter-bertransformasi-menjadi-marketer

 

Bagikan via:

Tentang Penulis

Hello, my name is Karina and I work as a freelance contributor at Kalibrr. I enjoy reading self-improvement books and working out. Lebih Lanjut Karina

Komentar (0) Kirim Komentar

Belum ada komentar yang tersedia!